Melakukan penyesuaian setelah menikah adalah hal yang wajar. Namun jika suami Anda mulai bertingkah berbeda, sebaiknya Anda menghadapinya sejak awal untuk menghindari lebih banyak masalah di kemudian hari. Perilaku otoriter suami Anda patut menjadi perhatian.

Pernikahan dengan suami yang suka mengontrol bisa jadi sulit untuk dijalani. Kritik, manipulasi, dan pelecehan emosional yang terus-menerus berdampak pada kesehatan mental Anda. Jadi, sebelum keadaan menjadi lebih buruk, yang terbaik adalah mengambil tindakan.

Berikut beberapa tips cara mengatasi suami yang suka mengontrol:

1. Tetap Tenang: Suami yang suka mengontrol bisa jadi sangat menjengkelkan, tetapi Anda harus tenang. Jadilah orang yang lebih besar dan tanyakan dengan lembut tentang suatu masalah. Ini mungkin terlihat seperti Anda menyerah padanya, tetapi Anda hanya mencoba memadamkan apinya. Psikologi terbalik ini dapat membantu Anda dan mengubah keadaan menjadi menguntungkan Anda.

2. Kendalikan Hidup Anda: Berhentilah merasa bersalah dan lemah jika pasangan Anda membuat Anda lelah. Sebaliknya, kendalikan hidup Anda dan hargai diri Anda sendiri. Ini akan memperkuat kepercayaan diri Anda, dan Anda dapat mengendalikan segalanya dengan lebih baik. Cobalah melakukan hobi baru dan habiskan waktu melakukan hal-hal yang Anda sukai.

3. Cari Tahu Alasan Perilaku Ini: Coba telusuri peristiwa yang menyebabkan perilaku ini. Bisa jadi apa saja – mulai dari masa kecil yang trauma hingga kematian orang yang dicintai. Dia mungkin juga memiliki beberapa masalah kesehatan mental seperti kecemasan atau gangguan bipolar. Setelah Anda mengetahui alasannya, Anda mungkin bisa membantunya. Ingat, cinta mampu menyembuhkan luka terdalam.

4. Pertahankan Sistem Pendukung yang Kuat: Kesendirian tidak pernah membantu, terutama bila Anda memiliki suami yang suka mengontrol. Jadi, jagalah teman dan keluarga Anda tetap dekat dengan Anda. Buatlah rencana dengan mereka dan bagikan masalah Anda. Jangan biarkan suamimu mengisolasimu.

5. Tetapkan Batasan: Langkah ini berguna ketika suami Anda ingin mengetahui segalanya tentang Anda. Ceritakan padanya tentang batasan Anda dan konsekuensi dari pelanggaran apa pun sehingga dia memahami betapa seriusnya Anda terhadap batasan tersebut. Ini memakan waktu namun sepadan.

6. Cobalah Terapi: Jika tidak ada yang berhasil, Anda selalu dapat menemui terapis profesional untuk menyelesaikan masalah perkawinan. Dengan cara ini, Anda berdua akan mendapat kesempatan untuk mengutarakan pendapat Anda dan menemukan jawaban atas penyebab perilaku ini.

7. Minta Bantuan: Orang sering kali ragu untuk meminta bantuan ketika menyangkut pernikahan. Hindari kesalahan ini jika Anda memiliki suami yang suka mengontrol dan menyiksa Anda secara mental, verbal, dan fisik. Jangan menunggu sampai keadaan meningkat menjadi kekerasan fisik. Sebaliknya, angkat bicara dan beritahu teman Anda.

Ketika segala sesuatunya menjadi tidak terkendali, dan Anda merasa tidak aman dan tidak didengarkan dalam pernikahan, inilah saatnya untuk mengakhirinya. Bagaimanapun, tidak ada yang lebih penting daripada kesehatan mental dan kebahagiaan Anda.

Keluar Dari Hubungan yang Mengontrol

Pernikahan yang sehat didasarkan pada cinta, rasa hormat, dan perhatian. Jika Anda merasa bahwa perilaku suami Anda yang suka mengontrol telah membahayakan semua hal ini dan Anda tidak dapat menahannya lagi, inilah saat yang tepat untuk meninggalkan hubungan tersebut.

Anda bisa bercerai. Namun sebelum itu, pastikan Anda memiliki cadangan yang kuat. Kumpulkan sistem pendukung Anda, pikirkan tentang keuangan, dan jika Anda memiliki anak, pikirkan juga tentang hak asuh.

Cara lainnya adalah dengan mencari bantuan profesional dari pengacara atau konselor pernikahan. Mereka akan mencari tahu langkah yang tepat bagi Anda untuk keluar dari pernikahan beracun tersebut.

Meninggalkan suatu hubungan memang sulit, tetapi jika itu merenggut nyawa Anda, pilihlah diri Anda sendiri.