Mengajar Anak untuk Menghentikan Kekejaman Sesama & Memilih Kebaikan
Dampak kekejaman teman sebaya sangat luas dan dapat menyebabkan stress, kecemasan, masalah kesehatan, depresi, dan penghinaan yang sangat besar yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan mental yang serius bagi anak-anak.
Penindasan juga menimbulkan ketakutan dan rasa tidak aman, yang berdampak pada konsentrasi siswa, prestasi akademik, dan kinerja belajar.
Penindasan mengurangi empati dan mengajarkan anak-anak bahwa agresi (penyerangan) adalah cara untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Bullying menghancurkan karakter dan potensi anak untuk menjadi manusia yang baik.
Penindasan tidak boleh ditoleransi. Ini adalah kekejaman berdarah dingin dan disengaja yang dilakukan kepada seorang anak yang tidak dapat menahan diri.
Penindasan juga bisa dipelajari dan bisa tidak dipelajari. Namun kita harus mengajari anak-anak cara untuk tetap berpegang teguh pada diri mereka sendiri dan orang lain. Dan Anda harus membantu anak-anak yang menggunakan perilaku agresif bagaimana mengganti perilaku yang tidak pantas dan tidak sehat dengan tindakan pro-sosial.
Berikut ini ada 45 tip untuk mengajari anak-anak cara menghentikan kekejaman teman sebaya. Ingatlah bahwa tidak semua strategi berhasil untuk semua anak. Identifikasi jenis strategi yang berhasil untuk setiap anak berdasarkan kematangan, kemampuan, gaya belajar, situasi, dan tingkat kenyamanannya, lalu praktikkan dan praktikkan hingga dia cukup percaya diri untuk menggunakan strategi tersebut sendirian.
1. Dorong tindakan kebaikan kecil untuk melawan penindasan seperti berbagi makan siang, menyapa, tersenyum. Tanyakan: “Bagaimana Anda bisa bersikap baik di siang hari?”
2. Memperluas zona nyaman anak agar bisa berteman dengan orang di luar lingkungan pergaulannya.
3. Bangun empati dengan mendorong anak untuk membantu teman yang lebih muda di bidang akademik, olahraga, musik, dll.
4. Bantu anak-anak mengidentifikasi dukungan dan jaringan pengaman mereka: “Jika Anda mempunyai masalah, kepada siapa Anda akan berpaling?”
5. Ciptakan keamanan di hot spot. “Di mana Anda merasa paling tidak aman? Bagaimana cara menghindari hot spot tersebut? Apa rute lainnya?” Penindasan tidak terjadi di mana-mana tetapi bersifat situasional.
6. Ajari pemecah kesepakatan yang kooperatif seperti sut Batu, Kertas, Gunting.
7. Ciptakan keamanan di dalam bus. Duduklah di depan, di sisi kanan. Temukan anak yang lebih besar yang bisa menjadi sekutu Anda.
8. Memulai “bus sekolah berjalan”: orang tua ditugaskan untuk berjalan pada rute tertentu ke dan dari sekolah bersama siswa untuk mengurangi penindasan dan membantu anak-anak mempelajari keterampilan keselamatan.
9. Ajarkan pembangunan perdamaian. “Seperti apa rumah, kelas, sekolah, lingkungan yang damai di mana semua orang bisa bergaul dan membantu satu sama lain?”
10. Ajarkan cara untuk menyatakan tidak setuju dengan baik untuk mengurangi perselisihan: “Saya tidak setuju…” “Ini cara lain…” “Sudahkah Anda memikirkan tentang…?”
11. Ajarkan brainstorming : “Jangan merendahkan, katakan apa pun yang terlintas dalam pikiran, cobalah memunculkan ide-ide yang cocok untuk semua orang” dan kemudian berlatih untuk membantu anak-anak memecahkan masalah sosial dengan damai. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang kemampuan memecahkan masalah sosialnya rendah lebih cenderung menjadi pelaku intimidasi atau menjadi sasaran.
12. Baca buku “Hey, Little Ant”, untuk melihat kehidupan dari sudut pandang serangga kecil dan membangun empati. “Apa yang akan kamu lakukan jika anak kecil yang hendak kamu injak menatapmu dan mulai berbicara?”
13. Mengadakan pertemuan keluarga/kelas untuk berlatih berbicara, menghargai perbedaan, mengambil keputusan dan mendengarkan secara aktif.
14. Tekankan Aturan: “Di rumah/kelas ini kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Bagaimana Anda ingin diperlakukan?” Baca: buku “Golden Rules”oleh Ilene Cooper; “What If Everybody Did That?” (Bagaimana Jika Semua Orang Melakukannya?) oleh Ellen Javernick.
15. Ciptakan Ikrar Anti-Penindasan, Bersikap Baik. Bantulah anak-anak mengingat kata-katanya. “Saya tidak akan membuat siapa pun merasa tersakiti atau takut dengan sengaja. Saya akan membantu mereka yang ditindas dan menyertakan orang lain yang tersisih.”
16. Ajarkan “Bullying” (kekejaman yang dingin, penuh perhitungan, disengaja, ketidakseimbangan kekuasaan) vs. Konflik Normal (ketidaksepakatan, perbedaan pendapat, keduanya memiliki kekuatan yang setara).
17. Tonton film untuk membahas lima jenis bullying: Dumbo, Monsters, Inc, Bully, Cyberbully, Mean Girls.
18. Dengarkan lirik lagu untuk membantu anak-anak memahami dampak buruk dari penindasan seperti: “Don’t Laugh at Me”, “Hey Bully”, “Means”, “Who Says” (“Jangan Menertawakan Saya,” “Hei Penindas,” “Kejam,” “Siapa Bilang”)
19. Bacakan buku-buku yang membahas tentang bullying pada anak menurut pengertian dan dampaknya: The Juice Box Bully, Confessions of a Mantan Bully, Stargirl.
20. Buatlah bagan “Sepertinya, Kedengarannya, Terasa Seperti” menggunakan kata-kata, foto, atau gambar untuk membantu anak-anak memahami berbagai jenis penindasan.
21. Ajarkan “Mengganggu dengan Ramah”: Anak-anak tidak bermaksud menyakiti perasaan Anda dan berhenti jika Anda memintanya, vs. “Ejekan yang Tidak Ramah”: Anak-anak sengaja mengolok-olok Anda, ingin menyakiti perasaan Anda dan tidak berhenti jika Anda memintanya.
22. Identifikasi siapa yang harus dimintai bantuan. Anak-anak harus merasa yakin bahwa orang dewasa dapat dan akan membantu mereka.
23. Dorong anak-anak untuk melaporkan penindasan atau mencari bantuan bersama-sama. Identifikasi sekutu. Sasaran sering kali merasa tidak nyaman melaporkan penindasan sendirian.
24. Ajarkan BERHENTI, CARI, MINTA, KATAKAN. BERHENTI dan identifikasi masalah Anda. CARILAH seseorang untuk membantu Anda. MEMINTA bantuan. KATAKAN masalahmu.
25. Diskusikan Tattling atau Snitching (ingin membuat seseorang mendapat masalah) vs. Telling atau Reporting (ingin membantu seseorang menghindari masalah agar tidak terluka).
26. Memberikan opsi pelaporan anonim. Tunjukkan cara melaporkan penindasan: online, teks, kotak laporan, atau semuanya.
27. Kenalkan anak-anak pada pahlawan yang “pendiam”—Rosa Parks, Pee Wee Reese, Gandhi—agar mereka sadar bahwa para Upstander (pendukung) bisa membuat perbedaan tanpa mengucapkan sepatah kata pun sehingga mereka menyadari bahwa kekuatan berasal dari dalam.
28. Ajarkan CAP (Cruel Accident Power) agar anak memahami 3 bagian dari penindasan dan dapat melakukan intervensi untuk membantu teman sebayanya: C – Penindasan itu sangat kejam. A – bukan Kecelakaan. P – Para penindas mempunyai Kekuasaan terhadap targetnya yang tidak dapat menghentikan mereka sendiri.
29. Stress: “Keselamatan selalu menjadi tujuan utama. Jika seseorang bisa terluka atau Anda merasa tidak aman, lebih baik aman daripada menyesal.”
30. Ajarkan ABC (Act, Band, Care) tentang Keamanan Bullying: Act – Bertindaklah dengan aman, lihat dan dengarkan. Band – Bersatu memberi keamanan dalam jumlah. Care – Peduli orang yang membutuhkan bantuan.
31. Ajarkan cara CARE (Closer , Advise, Report, Emphatize Encourage) terhadap teman yang di-bully. C – Berdiri lebih dekat. Tunjukkan kepedulian. A – Sarankan cara untuk membantu. R – Laporan. Tawarkan untuk memberitahu orang dewasa. E – Berempati dan Mendukung. “Saya minta maaf.” “Pasti menyakitkan.” “Kamu tidak pantas mendapatkannya.” “Itu terjadi pada saya. Ini akan menjadi lebih baik.”
32. Ajarkan keterampilan BUSTER (Penghancur) Penindas untuk membantu anak-anak mengetahui bagaimana menjadi Penegak Hukum, meredakan penindasan, mengurangi jumlah penonton, menunjukkan perasaan terharu. Strategi khusus bermain peran sampai anak percaya diri untuk menggunakannya sendiri.
33. Miliki PLAN (Pal, Let, Avoid, Notice) Keamanan. Pal – Sobat (temukan sekutu); Let – Beritahu orang dewasa; Avoid – Hindari “hot spot”; Notice – Perhatikan sekeliling Anda.
34. Gunakan buku untuk membantu meringankan penderitaan akibat penindasan dan menyadari bahwa anak-anak lain juga menjadi sasaran: Hooway for Wodney Wat, The Name Jar, Blubber, Bullying Is a Pain in the Brain, Wonder, Feather Boy, Inventing Elliot.
35. Gunakan permainan kooperatif, bukan kompetitif, untuk meningkatkan rasa memiliki dan mengurangi konflik di taman bermain.
36. Ajarkan Postur Tubuh Kuat agar tampil percaya diri: bahu ke bawah, punggung lurus, kepala ke atas. Kontak mata membantu anak-anak mengangkat kepala lebih tinggi.
37. Berlatihlah menggunakan suara yang tegas dan mantap (tidak lembut, merintih) untuk berbicara kepada pelaku intimidasi.
38. Tunjukkan cara untuk “menolak” gestur wajah yang kesal agar terlihat lebih terkendali. Para penindas menginginkan reaksi.
39. Belajarlah untuk mengatakan “Tidak” dengan tegas terhadap pelecehan. Perintah singkat dan langsung berfungsi paling baik seperti: “Berhenti!” “Hentikan!” atau tidak!” Praktikan cara itu!
40. Ajarkan self-talk untuk melawan viktimisasi seperti: “Saya akan baik-baik saja.” “Saya tidak pantas menerima ini.” “Ini bukan salahku.” Bantulah anak memilih satu baris dan kemudian latihlah berulang-ulang sampai dia dapat menggunakannya saat sendirian dan sangat membutuhkannya.
41. Pelajari keterampilan mengatasi masalah seperti 1+3+10: Katakan: Tenang (Itu “1”). Ambil 3 napas perlahan (Itu “3”). Hitung perlahan sampai 10 di dalam kepala Anda (Itulah “10″). Gabungkan keduanya = 1+3+10.
42. Temukan layanan bermakna yang sesuai dengan minat, kekuatan, kemampuan anak dan melibatkan kontak tatap muka untuk meningkatkan empati.
43. Gunakan buku untuk membantu anak-anak menggantikan agresi (penyerangan): Billy Bully, My Mouth Is a Volcano, The Recess Queen, Twerp, Crash, Confessions of a Former Bully.
44. Identifikasi “jaringan pengaman” (tempat dimana anak dapat pergi jika mengalami hari yang berat).
45. Temukan cara positif bagi siswa yang melakukan intimidasi untuk melihat diri mereka sebagai orang yang dapat membuat perbedaan dan peduli terhadap orang lain dan agar teman sebaya memandang mereka dari sudut pandang yang paling positif.
Ini untuk membesarkan generasi anak-anak yang kuat, tangguh, dan peduli!